Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menggunakan berbagai satuan untuk mengukur sesuatu, baik itu panjang, berat, atau volume. Namun, tahukah Anda bahwa tidak semua satuan yang kita gunakan merupakan satuan baku? Dalam dunia pendidikan, terutama di tingkat sekolah dasar, satuan tidak baku sering digunakan untuk memperkenalkan konsep pengukuran kepada anak-anak. Satuan ini tidak diakui secara internasional, tetapi tetap relevan dalam banyak konteks sehari-hari.
Apa Itu Satuan Tidak Baku?
Satuan tidak baku adalah satuan pengukuran yang digunakan tanpa standar yang tetap dan umum. Pengukuran ini bisa berbeda-beda tergantung orang yang melakukannya dan alat yang digunakan.
Misalnya, panjang meja bisa diukur menggunakan jengkal tangan atau langkah kaki seseorang. Hasil pengukurannya bisa berbeda antara satu orang dengan orang lain karena ukuran tangan atau langkah kaki masing-masing individu berbeda.
Baca juga: 7 Cara Menjernihkan Air Secara Fisika
Contoh Satuan Tidak Baku
- Jengkal: Jengkal adalah jarak antara ujung ibu jari dan ujung jari kelingking saat tangan dibentangkan. Satuan ini sering digunakan untuk mengukur panjang dalam skala kecil.
- Hasta: Hasta adalah jarak dari siku hingga ujung jari tengah. Dalam beberapa budaya, hasta digunakan untuk mengukur panjang benda yang lebih besar seperti kain.
- Depa: Depa adalah jarak antara ujung kedua tangan yang dibentangkan lebar. Satuan ini biasanya digunakan untuk mengukur panjang atau lebar ruangan secara kasar.
- Langkah: Langkah adalah ukuran panjang yang didasarkan pada panjang langkah seseorang. Ini sering digunakan untuk memperkirakan jarak berjalan.
- Biji: Untuk mengukur jumlah benda kecil, istilah biji digunakan. Misalnya, “dua biji cabai” berarti dua buah cabai.
- Ikat: Satuan ini digunakan untuk benda yang diikat atau dikumpulkan dalam jumlah tertentu, seperti “satu ikat sayuran” atau “satu ikat kayu.”
Kapan Menggunakan Satuan Tidak Baku?
Satuan tidak baku biasanya digunakan dalam pengukuran informal atau sehari-hari. Satuan ini sangat berguna saat Anda tidak memiliki alat pengukur yang baku, seperti meteran atau timbangan.
Di lingkungan sekolah dasar, satuan tidak baku digunakan untuk membantu anak-anak memahami konsep ukuran sebelum mereka dikenalkan dengan satuan baku seperti meter atau kilogram.
Dengan menggunakan jengkal atau langkah, anak-anak dapat lebih mudah memvisualisasikan dan memahami konsep panjang dan jarak.
Baca juga: 4 Tanda Terjadinya Reaksi Kimia: Penjelasan untuk Pembelajar Fisika
Mengapa Penting Memahami Satuan Tidak Baku?
Meskipun satuan tidak baku bukan bagian dari sistem pengukuran resmi, memahami penggunaannya tetap penting. Ini bisa membantu anak-anak memahami pentingnya standar dalam pengukuran dan bagaimana variasi dalam satuan dapat mempengaruhi hasil pengukuran.
Selain itu, di beberapa situasi informal atau tradisional, satuan tidak baku tetap relevan dan dipakai dalam masyarakat.
Satuan tidak baku, seperti jengkal, hasta, depa, langkah, biji, dan ikat, adalah alat pengukuran yang sangat umum dalam kehidupan sehari-hari.
Meskipun bukan bagian dari standar internasional, satuan-satuan ini membantu kita dalam memahami pengukuran sederhana dan memberikan cara yang mudah dipahami oleh anak-anak di sekolah. Penggunaan satuan tidak baku juga menekankan betapa pentingnya standar dalam pengukuran formal.
Ingin belajar lebih lanjut tentang pengukuran dalam kehidupan sehari-hari? Baca artikel kami berikutnya tentang “cara mengajarkan pengukuran kepada anak-anak menggunakan satuan tidak baku“ dan temukan cara menyenangkan untuk melibatkan mereka dalam aktivitas sehari-hari!